Airport Komodo.
LABUAN BAJO - BANDUNG
9 Des 2017.
Bangun pagi di hari
terakhir di pulau ini membuat saya sempat termenung, teringat lagi proses
perencanaan awal dimana saya ditemani isteri mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk perjalanan ini, baik dari segi teknis maupun non teknis. Alhamdulillah semuanya berjalan sesuai dengan rencana, walaupun ada sedikit kendala saya anggap itu sebagai tantangan saja.
Medan yang tidak mudah, tapi situasi yang kondusif selama di perjalanan, membuat saya berat hati meninggalkan
Pulau yang indah ini, namun karena harus kembali ke sarang, saya mengikrarkan
diri untuk kembali lagi ke pulau ini suatu saat kelak, beserta anak dan isteri
tercinta.
Pintu kamar diketuk
oleh pak Sil, penjaga keamanan di penginapan ini ketika saya menyudahi lamunan
tersebut. Beliau mengingatkan saya untuk bersiap-siap untuk ke Bandara. Segelas
kopi dan setangkap roti bakar sudah ia siapkan di ruang depan.
Setelah membersihkan
diri sayapun ke depan untuk menikmati sajian yang sudah disiapkan. Walaupun
take off masih 3 jam lagi namun barang bawaan sudah saya siapkan semua, tinggal menunggu
angkot yang akan membawa saya ke Airport Komodo, nama bandar udara di Labuan
Bajo ini.
Sebuah angkot kosong
berhasil dihentikan oleh Ryan yang kemudian menitipkan saya ke supirnya untuk
dibawa menuju Bandara, ongkosnya hanya 30rb saja, karena ternyata airport
tersebut berada di tengah kota sehingga tak membutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya.
Terminal baru Bandara Komodo yang dibangun mulai tahun 2012 dan selesai di 2015 ini tampak megah, mengambil wujud menyerupai binatang Komodo dengan luas 9.687 meter persegi, sehingga bisa menampung penumpang hingga sebanyak 553 orang penumpang.
Fasilitas yang bisa dijumpai di terminal baru Bandara Komodo dari mulai fitur keamanan seperti x-ray, gerbang pendeteksi logam, fasilitas pengambilan bagasi, tampak modern.
Sebungkus nasi kuning sempat
saya beli di persimpangan jalan sebelumnya, maklum setangkep roti tadi pagi tak cukup untuk
mengganjal perut. Makanan itu saya santap setelah memasukan barang-barang
dan sepeda ke counter check in maskapai penerbangan.
Perjalanan pulang
menuju Bandung terasa cepat walaupun sebelumnya sempat transit di Denpasar untuk berganti
pesawat, hingga tiba di Bandung pada pkl. 4 sore.
Demikianlah
sedikit cerita dari pengalaman menjelajahi pulau Flores dengan bersepeda
seorang diri, mudah mudahan bermanfaat bagian anda yang akan berpetualang di
Pulau yang indah tersebut.
Terimakasih kepada Allah SWT, Isteri dan anak-anak di rumah, Eiger Adventure, Ora Dive Komodo, Rumah Nusantara, King Entertainment, Land Rover Club Bandung dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Sampai berjumpa di petualangan lain di pulau yang berbeda.
Sepeda yang sudah terbungkus dus.
Loby utama bandara Komodo.
Menuju pesawat tanpa shuttle bus.
kembali ke awal..
Comments
Post a Comment