PUNCAK KEMARAU

bike to pulau


DENPASAR - MAUMERE - LARANTUKA
21 Nov 2017

Setelah transit dua hari di Denpasar Bali, hari ini saya terbang menuju Flores menumpang pesawat Garuda seri ATR 600, berjenis baling-baling selama 90 menit.

Setibanya di Bandara Wai Oti Maumere, udara panas khas kepulauan di NTT langsung menyergap, maklum Bandara ini terletak di pinggir pantai dan saat ini di bulan november tengah berada di puncak musim kemarau.

Setelah mengambil bagasi, saya keluar ruangan dimana Johan sudah menunggu dengan minibusnya yang siap mengantar ke Larantuka, sebuah kota kecil di ujung timur pulau, dimana perjalanan bersepeda ini akan dimulai.

Johan yang asli dari Maumere saya dapat dari Yayan seorang Manager di salah satu  resort terkemuka di kota ini atas rekomendasi teman dari Jakarta, Priyadi Wibisono yang sering berkunjung kesana.

Kota Maumere tampak lengang di siang yang terik itu, mungkin karena hawa menyengat menyebabkan masyarakat menjadi enggan untuk keluar rumah.

Target pertama saya adalah merakit sepeda yang masih berada dalam dus yang sebelumnya dibungkus rapi di salah satu bengkel sepeda resmi di Bandung, oleh karena itu Johan segera saya arahkan untuk mencari kantor ekspedisi pengiriman paket.

Setelah menemukan tempat tersebut, sepeda saya bongkar dan rakit ulang hingga utuh. Dus sepedanya itu saya kirim dengan Lionparcel langsung ke Labuan Bajo, meminjam alamat kantor Ora Dive Komodo atas kebaikan sang pemilik.

Dus ini sangat penting karena maskapai penerbangan memberlakukan peraturan yang sangat ketat dalam hal pengemasan barang. 


Walaupun tidak dikenakan biaya saat penerbangan, barang yang dikategorikan Sport Equipment tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan standar keamanan sebelum dimasukan ke dalam perut pesawat.

Selain pengemasannya harus baik dan rapi, khusus untuk sepeda, Bannya harus dikempeskan terlebih dahulu karena akan beresiko meledak saat penerbangan yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara.

Dengan mengejar  waktu  agar  tidak  kemalaman saat  tiba di Larantuka, Johan menyarankan saya agar makan siang di perjalanan saja yang kemudian saya amini  ide tersebut.  Suasana jalan yang sepi tidak membuatnya mengemudi dengan cepat karena persediaan bahan bakar masih minim.





Pulau Kodia yg terletak di seberang pulau Flores. Gambar diambil sesaat sebelum pesawat mendarat di bandara Wai Oti Maumere.

bandara maumere
Bandara kecil yang resik.

Merakit sepeda di kantor ekspedisi pengiriman barang, yang mana dus pembungkusnya dikirim ke Labuan Bajo agar setelah perjalanan selesai nanti tidak repot lagi mencari dus.



Akhirnya setelah mengisi bbm di sebuah SPBU di perbatasan kota, kecepatan mobil mulai ditingkatkan hingga sampailah di rumah makan kecil di daerah Talibura, sebuah kota kecamatan yang berjarak 40 km dari Maumere. 

Warung sederhana berukuran sekitar 4x8 m itu menggunakan bilik sebagai dindingnya dengan meja yang dilapisi vinyl dengan tulisan salah satu merk minuman, pada saat itu hanya kami berdua yang makan di warung tersebut.

Menu ikan bakar dilengkapi kuah bening dengan irisan tomat dan serai di mangkuk terpisah langsung menuntaskan rasa lapar kami.

Setelah segelas kopi sebagai penutup makan siang habis, perjalanan dilanjutkan lagi dengan menyusuri pantai utara untuk kemudian memasuki pedalaman kaki Gunung Egon di timur kabupaten Sikka dengan hutan tropisnya yang masih terjaga dengan baik.

Jalanan yang semula banyak mendaki kini sudah mulai menurun dengan kondisi berkelok-kelok. Hamparan laut dengan gugusan pulau-pulau kecil mulai terlihat dari kejauhan. Tepat pukul 5 sore kami tiba di kota Larantuka yang berada di pantai selatan pulau ini.

Johan langsung mengarahkan mobil menuju ke sebuah Cottage kecil yang berada di daerah Pasar Baru. Tempat ini dipilih karena lokasinya cukup strategis untuk menjangkau semua keperluan selama persiapan perjalanan.

Penginapan sederhana berhalaman belakang menghadap selat Adonara ini cukup nyaman dan  bersih untuk ditempati selama 2 hari kedepan. Harganya pun cukup terjangkau untuk Bikepacker seperti saya yakni Rp. 200.000,- /hari dengan fasilitas AC dan Sarapan pagi.

Saat menuju kamar, tampak dikejauhan kapal besar antar pulau KM. Umsini yang tengah bersandar di Pelabuhan. Kapal yang dimiliki oleh PT. Pelni ini mampu mengangkut hingga 1700 orang dan hendak menuju Lewoleba sebuah kecamatan di seberang timur pulau Flores.

Larantuka tampak eksotis, selain berada ditepi laut juga berada di kaki gunung Ile Mandiri yang tinggi menjulang sehingga pemandangannya terlihat cukup spektakuler. 

Kota ini sering didatangi oleh para peziarah Katolik, terutama pada saat acara Semana Santa yang biasanya dilakukan 1 minggu sebelum hari Paskah. Selama seminggu, Larantuka akan disesaki  oleh ribuan peziarah.

Mereka datang  tidak hanya dari pulau-pulau di sekitar Flores saja tapi juga dari pelosok negeri dan mancanegara. Tak  heran karena peringatan ini begitu unik dengan perpaduan antara sejarah bangsa Portugis dengan tradisi lokal, peziarah datang ke sini untuk berdoa sekaligus berpartisipasi dalam prosesinya.

Tak disangka terdengar suara adzan magrib, rupanya ada Masjid di sekitar sini. Setelah beristirahat sebentar saya datangi tempat tersebut yang ternyata bernama Masjid Agung Syuhada. Saat itu tempat ibadah ini tengah direnovasi, sehingga sebagian bangunannya masih nampak belum rapi.

Sambil menunggu waktu Isya tiba, tubuh ini saya rebahkan sejenak diatas karpet tebal. Sementara seorang Ustadz nampak sedang membimbing anak-anak belajar membaca Quran. Sebelum pulang ke penginapan saya sempatkan mampir ke sebuah warung Padang di dekat Pasar Baru, ada rendang yang sudah menanti.


larantuka
Kamar sederhana di Flores Cottage Larantuka.

tempat pelelangan ikan
Gunung Ile Mandiri terlihat dari dermaga pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan.

Comments

  1. Silakan klik tulisan bersambungnya

    ReplyDelete
  2. Tom karsianto28 February, 2019

    Tulisan yang sangat komprehensif bagi pegiat sepeda yang merencanakan petualangannya di pulau flores. Saya dari setahun lalu ingin ke sini tapi selalu ada halangan. Terima kasih atas tulisannya pak.

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama2 mas semoga keinginannya segera tercapai

      Delete

Post a Comment

Popular Posts